Senin, 27 Desember 2010

Soft Blending Difficulty (Kesulitan Suara Campuran)

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Asesmen adalah proses yang sistimatis dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu. Asesmen terhadap kemampuan persepsi dan membaca terdiri dari:
• Auditory Skills and Reading (Kemampuan Pendengaran dan Membaca)
- Poor Auditory Discrimination (Kesulitan Membedakan Suara)
- Auditory Figure Ground Distractibility
- Poor Auditory Analysis
- Soft Blending Difficulty (Kesulitan Suara Campuran)
- Problem in Auditory Sequential Memory (Masalah Dalam Pendengaran yang Berkaitan Dengan Memory)

• Visual Skill and Reading (kemampuan melihat dan membaca)
- Poor Visual Discrimination
- Visual Figure-Ground Distractibility
- Form-Constancy Problems
- Deficit in Visual-Sequential Memory
- Difficulties in Spatial Relationships and Directionality

Pada pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai kelemahan persepsi anak tunagrahita khususnya Soft Blending Difficulty (Kesulitan Suara Campuran) yang terdiri dari Pengertian kesulitan suara campuran, contoh kesulitan dan cara mengetesnya.
Asesmen terhadap anak yang mengalami kesuliatan suara campuran ini perlu dilakukan agar dapat ditemukan cara yang tepat untuk menanganinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesulitan suara campuran?
2. Jelaskan contoh kesulitannya?
3. Bagaimana cara mengetesnya?

BAB II

PEMBAHASAN



Soft Blending Difficulty (Kesulitan Suara Campuran)

1. Pengertian
Ketidak mampuan untuk mengamati rangkaian suarau individu dalam sebuah kata yang bertentangan dalam analisis pendengaran. Hal ini disebut juga Synthesis (perpaduan).
2. Contoh
a. Guru mengucapkan kalimat “Ibu pergi ke dokter gigi”, lalu Andi menuliskan “Ibu pergi ke dokter gini”.
b. Andi mendengarkan “important” dan ia mengucapkan “impressed”

3. Cara Mengetes :
a. Tahap awal, guru menunjukkan sebuah kata dan murid dibimbing untuk membaca kata tersebut dengan mengejanya per huruf.
b. Tahap selanjutnya, kata yang telah diucapkan, dijelaskan arti dan maknanya oleh guru.
c. Ulangi bagian kata yang ingin dipahami oleh anak secara berulang kali sehingga anak benar-benar memahami.

• Contoh :
Guru menunjukkan kata I B U, kemudian guru membacakan dan mengejanya
per huruf, siswa menirukannya secara berulang-ulang.
Apabila anak tidak bisa mengucapkan dan mengeja huruf-huruf tersebut itu artinya anak itu mengalami soft blending difficulty.


BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Anak dapat dikatakan mengalami kesulitan suara campuran, jika anak tidak dapat mengucapkan dan mengeja huruf, suku kata, dan kata/kalimat secara utuh sesuai kata/kalimat yang telah didengarnya.

B. Saran
Setelah melakukan asesmen terhadap anak yang mengalami kesulitan campuran, guru hendaknya menemukan cara mengetes yang tepat, benar dan inovatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar