TUGAS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
“ Tugas 3, 4, dan 5
Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dra. B. Sunarti, M.Pd
![]() |
Disusun Oleh :
Nama : Dewi Ekasari Kusumastuti
NIM : K5109011
PENDIDIKAN KHUSUS
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2010
TUGAS 3
Petunjuk:
a. Adakan pengamatan terhadap minimal 5 anak SLB dengan prinsip-prinsip belajar yang nampak berdasarkan kegiatan yang dilakukan guru!
b. Mengapa prinsip-prinsip belajar berimplikasi bagi siswa dan guru? Jelaskan pendapat anda!
c. Diskusikan dan bandingkan dengan hasil pengamatan temanmu kemudian buatlah kesimpulan dari hasil diskusi tersebut!
Tugas: Lakukan pengamatan anda terhadap kegiatan belajar dan pembelajaran di SLB-SLB yang anda tangani. (Anda observasi)
Jawab:
a. Prinsip-prinsip belajar yang nampak saat pembelajaran di SLB
1. Guru Memberikan balikan dengan segera atas keberhasilan respon yang diberikan anak
2. Murid diharuskan aktif memberikan respon, tidak duduk berdiam diri dan reinforcement akan diberikan apabila murid aktif memberikan respon.
3. Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai agar murid belajar giat.
4. Guru memberikan materi yang berguna dalam kehidupandan memberikan umpan balik yang menyenangkan / penghargaan atas keberhasilan murid.
5. Guru menciptakan kegiatan belajar yang melibatkan tanda-tanda / kondisi yang mirip dengan kondisi dunia nyata, yaitu lingkungan hidup murid di luar ruangan kelas.
6. Guru menggunakan berbagai contoh baik positif maupun negatif.
7. Guru menarik perhatian murid untuk mempelajari materi pelajaran.
8. Guru menganalisis pengalaman belajar menjadi kegiatan-kegiatan kecil dan setiap kegiatan kecil tersebut disertai umpan balik terhadap hasilnya.
9. Guru menggunakan media dan metode pembelajaran yang dapat menggambarkan materi yang kompleks kepada murid seperti demonstrasi.
10. Guru mendesain demonstrasi atau model sejalan dengan hasil analisis
11. Guru mengurutkan pembelajaran dimulai dari hal-hal yang sederhana, secara bertahap menuju ke hal-hal yang lebih kompleks.
12. Murid diharuskan menguasai materi pelajaran prasyarat sebelum mempelajari materi pelajaran selanjutnya.
b. Penyebab prinsip-prinsip berimplikasi bagi siswa dan guru
- Seorang guru harus mengetahui hal yang dibutuhkan oleh anak didiknya sehingga guru harus menggunakan prinsip-prinsip yang tepat dalam pengajaran kepada anak didiknya agar tujuannya dapat tercapai.
- Dengan prinsip-prinsip pembelajaran diharap dapat terjadi pembelajaran yang aktif antara siswa dengan guru.
c. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
· prinsip- prinsip belajar diterapkan sesuai kondisi murid, apakah dia mengalami kecacatan atau tidak. Karena apabila prinsip belajar diterapkan tanpa memperhatikan kondisi murid, kegiatan pembelajaran tidak dapat berjalan dengan lancar.
· Guru juga perlu memperhatikan respon anak di dalam proses pembelajaran untuk mengetahui apakah prinsip belajar yang digunakan sudah sesuai dengan murid untuk menunjang dalam kegiatan pembelajaran.
TUGAS 4
Petunjuk:
a. Amati perilaku teman/rekan kuliah anda tentang kegiatan belajar yang sedang asyik membaca. Kemudian memanggil seorang teman lain yang kebetulan tidak membaca dan suruhlah juga agar membaca. Setelah keduanya membaca lakukanlah hal-hal berikut:
1. Catatlah perilaku baca kedua teman tersebut!
2. Setelah selesai membaca, suruh keduanya menceritakan perolehan bacanya!
3. Bandingkan perolehan baca keduanya!
4. Simpulkan minat baca keduanya!
b. Coba cari siswa di lingkungan anda (tidak terbatas sekolah yang mana baik siswa yang cerdas, tergolong teladan dan yang lain adalah siswa yang tergolong nilai raportnya rendah/kurang). Coba anda tanyakan kepada kedua siswa tersebut tentang:
1. Jadwal belajar tiap hari
2. Hambatan yang dialami untuk belajar
3. Keinginan untuk belajar
4. Cita-cita setelah selesai sekolah
5. Simpulkan motivasi belajar diantara siswa tersebut
Diskusikan kesimpulan anda dengan teman-teman kelompok!
c. Kunjungi suatu lembaga pendidikan (boleh sekolah, lembaga agama, sanggar pramuka atau sanggar pendidikan). Tanyakan kepada pendidik di lembaga-lembaga tersebut tentang fasilitas pendidikan yang tersedia. Amatilah ruang-ruang belajar yang tersedia. Simpulkan apakah fasilitas di pusat pendidikan tersebut memperkuat motivasi belajar. Jelaskan pendapat saudara!
d. Sebutkan upaya yang anda lakukan sebagai guru untuk mengembangkan cita-cita belajar! Mengapa demikian?
Jawab:
a. Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar dengan Membaca
| No | Hal yang diamati | Teman 1 | Teman 2 |
| 1. 2. | Perilaku Baca Perolehan Baca | Membaca dengan suara yang dipelankan Ia mampu menceritakan kembali isi bacaan tersebut secara garis besar dengan benar. Hal itu terjadi karena ia sedang dalam keadaan fokus pada saat membaca dan keinginan untuk membaca muncul dari dirinya sendiri | Membaca dengan cara membaca dalam hati Ia belum mampu menceritakan kembali isi bacaan tersebut secara garis besar dengan benar. Hal itu terjadi karena ia kurang fokus pada saat membaca dan aktivitas membacanya tidak berdasarkan atas keinginannya sendiri, melainkan atas dasar paksaan dari orang lain |
Kesimpulan:
· Teman 1 memiliki minat baca yang lebih tinggi dari teman 2. Hal itu terjadi karena teman 1 membaca atas dasar keinginan dari diri sendiri, sedangkan teman 2 membaca atas dasar paksaan dari orang lain.
· Aktivitas membaca jika tidak disertai minat baca yang tinggi tidak akan memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan diatas, teman 1 mampu menceritakan hasil bacaan dengan benar, sedangkan teman 2 belum mampu menceritakan hasil bacaan tersebut dengan benar.
· Minat membaca perlu ditumbuhkan dalam diri kita masing-masing, karena pada masa saat ini, bangsa kita lebih membutuhkan generasi penerus yang cerdas dan memiliki pengetahuan yang luas.
b. Hasil Pengamatan Belajar Pada Siswa Cerdas dan Kurang Cerdas
| No. | Hal yang diamati | Siswa 1 (Siswa Cerdas) | Siswa 2 (Siswa Kurang Cerdas) |
| 1. 2. 3. 4. | Jadwal Belajar Hambatan yang dialami untuk belajar ‘ Keinginan untuk belajar Cita-cita selesai sekolah | · Belajar secara rutin setiap hari. Belajar dilakukan pada siang hari sehabis pulang sekolah dengan mengulang materi pelajaran yang telah disampaikan guru di sekolah dan pada malam hari dengan mengerjakan PR atau latihan mengerjakan soal-soal. · Selain itu tiga kali dalam seminggu, ia mengikuti les privat mata pelajaran IPA, Matematika, dan Bahasa Inggris di Rumahnya. · Adanya tuntutan yang terlalu tinggi dari orangtua dan lingkungan yang menimbulkan perasaan tertekan/stres · Mengalami kesulitan pada mata pelajaran tertentu, seperti matematika · Adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada satu mata pelajaran tertentu yang menimbulkan trauma · Keinginan untuk belajar tinggi sebab Keinginan ini muncul dari dirinya sendiri · Bercita-cita ingin menjadi guru | · Belajar apabila ada PR saja. · Waktu yang seharusnya untuk belajar, banyak digunakan untuk menonton TV, membaca komik atau bermain dengan teman sebaya. · Kurangnya motivasi untuk belajar · Kurangnya perhatian dari orang tua · Lingkungan sekitar yang kurang mendukung · Fasilitas untuk belajar kurang mendukung · Adanya sebutan-sebutan negatif, seperti si lelet, si nakal, dan sebagainya yang menghempaskan kebanggaan diri yang akhirnya menimbulkan perasaan tertekan/stres · Keinginan untuk belajar kurang sebab ia lebih tertarik untuk menonton TV, membaca komik dan bermain dengan teman sebaya dibandingkan belajar. · Bercita-cita ingin menjadi pemain bola |
Kesimpulan:
- Motivasi belajar yang dimiliki siswa 1 lebih tinggi daripada siswa 2. Sebab
siswa 1 keinginan untuk belajar muncul dari sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain, sedangkan siswa 2 lebih tertarik untuk menonton TV, membaca komik, atau bermain dengan teman sebaya dibandingkan belajar.
- Motivasi belajar adalah Sesuatu yang menggerakkan orang baik secara fisik atau mental untuk belajar. Hal ini perlu dimiliki dan dikembangkan dalam diri seseorang karena menentukan dalam keberhasilan belajar.
- Ada 2 faktor yang dapat membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu
a) Faktor internal: Terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani hidup
b) Faktor eksternal: Rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat mempengaruhi psikologis orang yang bersangkutan
· Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu dibutuhkan pengkondisian tertentu.
· Motivasi belajar pada siswa dapat ditingkatkan,yaitu dengan cara:
a) Orangtua
1) Memberi keteladanan kepada anak bahwa orangtuanya juga belajar
2) Menentukan target bersama-bersama dan memberikan intensif
b) Guru
1) Memakai teknik pembelajaran yang inovatif
2) Menyampaikan tujuan belajar, sebelum mulai pelajaran.
3) Memahami bahwa motivasi menentukan keberhasilan belajar siswa
4) Siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dan bekerjasama
c. Kunjungan ke SD Negeri Tirtoyoso
Fasilitas pada sekolah tersebut cukup memadai. Fasilitas yang tersedia, antara lain:
Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Habis tidaknya dipakai
· Sarana pendidikan yang habis dipakai, seperti kapur tulis, spidol, dan sebagainya
· Sarana pendidikan tahan lama, seperti bangku sekolah, meja tulis. Atlas, globe, dan beberapa peralatan olahraga.
2. Bergerak tidaknya pada saat digunakan
· Sarana pendidikan yang bergerak, seperti almari arsip sekolah, bangku sekolah, meja tulis, dan sebagainya.
· Sarana pendidikan yang tidak bergerak, seperti ruang kelas, toilet, UKS, mushola, perpustakaan, ruang komputer, ruang menari, ruang guru, laboratorium, dan saluran dari PDAM.
3. Hubungannya dengan proses belajar
· Alat pelajaran, seperti buku, alat peraga, alat tulis, dan sebagainya
· Alat peraga
· Media pengajaran, yaitu: media audio, visual, dan audio visual
Kesimpulan:
Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di Sekolah tersebut; selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. Bila seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di Sekolah terpenuhi, salah satunya seperti tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas, maka siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, motivasi belajar pada siswa akan meningkat.
d. Upaya saya sebagai guru untuk mengembangkan cita-cita belajar siswa adalah
1. Menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, seperti mengatur kelas dan sekolah yang indah & tertib. Setiap siswa dapat merasa nyaman dan betah tinggal di sekolah.
2. Mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar.
3. Mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk belajar, seperti lomba baca, lomba karya tulis, serta lomba-lomba keterampilan lainnya.
4. Mengajak serta orangtua siswa untuk memperlengkap fasilitas bacaan seperti buku bacaan, majalah, alat olahraga, dan lain-lain.
5. Memberanikan siswa untuk mencatat keinginan-keinginan siswa; siswa diajak berdiskusi tentang keberhasilan dan kegagalan mencapai keinginan, selanjutnya siswa diminta merumuskan keinginan-keinginan yang baru.
6. Bekerjasama dengan pendidikan seperti orangtua, ulama, masyarakat sekitar untuk mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.
TUGAS 5
Soal-soal:
1. Carilah 3 rumusan/pengertian kurikulum dari sumber yang berbeda-beda! Tuliskan dan identifikasikan rumusan tersebut termasuk pengertian kurikulum sebagai apa!
Jelaskan identifikasi anda dengan alasannya!
2. Mengapa kurikulum harus diganti! Coba menurut pengamatan anda di Indonesia sudah berapa kali mengalami pergantian atau penyempurnaan kurikulum! Jelaskan pendapat anda bahwa tiap-tiap pergantian disertai alasan yang anda ketahui!
3. Apa perbedaan signifikasi antara KBK dan KTSP!
4. Di sekolah anda pelaksanaan kurikulum yang mana! Jelaskan!
5. Peningkatan mutu pembelajaran dengan KBK memiliki keunggulan-keunggulan apa saja!
Jawab:
1. a. Pengertian Kurikulum
- Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
- Beane, Toepfer, dan Alessi (1996) mengemukakan beberapa pengertian yang dikutipnya dari beberapa sumber:
- Kurikulum merupakan serangkaian sesuatu yang harus dilakukan dan dialami oleh peserta didik dengan cara mengembangkan kemampuan mengerjakan sesuatu dengan baik
- Kurikulum adalah semua pengalaman peserta didik di bawah bimbingan guru
- Kurikulum terdiri dari semua alat pembelajaran yang digunakan oleh sekolah untuk memberi kesempatan mendapat pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang dituju
- Kurikulum merupakan rencana umtuk belajar
- Kurikulum meliputi suatu pengalaman belajar yang disediakan oleh sekolah
- Kurikulum merupakan serangkaian struktur untuk memperoleh hasil belajar
- Sowell (2001) yang mengutip pendapat Tanner & Tanner (1980) mengatakan bahwa definisi kurikulum meliputi hal-hal berikut:
- Kumpulan pengetahuan yang diorganisasikan
- Cara mengajar
- Arena pengalaman
- Pengalaman terbimbing
- Suatu lingkungan belajar yang direncanakan
- Isi dan proses kognitif dan afektif
- Suatu rencana pembelajaran
- Akhir atau hasil pembelajaran
- Sistem teknologi produksi
b. Identifikasi pengertian kurikulum
- Kurikulum dirancang sebagai sarana untuk menentukan tujuan pembelajaran.
- Sarana untuk mencapai pembelajaran:
a) Pengalaman yang disajikan oleh sekolah.
b) Peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah.
Alasan: Karena Kurikulum merupakan semua alat pembelajaran yang digunakan oleh sekolah untuk memberi kesempatan mendapat pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang dituju dan serangkaian sesuatu yang harus dilakukan dan dialami oleh peserta didik dengan cara mengembangkan kemampuan mengerjakan sesuatu dengan baik
2. Karena kurikulum selalu harus berubah atau diganti mengikuti perubahan ilmunya itu sendiri. Pendidikan yang baik, memang perlu mengubah-ubah/mengganti kurikulum. Sulit dipahami bila kita memakai kurikulum zaman dulu, sedangkan sekarang ini penemuan-penemuan di bidang teknologi seperti komputer sudah demikian pesat. Jadi, materi pelajarannya harus diganti yang berarti kurikulum juga harus diganti.
Pergantian kurikulum atau penyempurnaan kurikulum di Indonesia sebanyak sembilan kali, antara lain:
· Kurikulum 1947 (Rencana pelajaran 1947)
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Awalnya pada tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.
· Kurikulum 1952 (Rencana Pelajaran Terurai 1952)
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.
· Kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan 1964)
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana
(Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan,danjasmani
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana
(Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan,danjasmani
· Tahun 1968 dikenal kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
· Tahun 1975 disebut Kurikulum 1975.
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran
· Tahun 1984 menyempurnakan kurikulum 1975 dengan “ Cara Belajar Siswa Aktif ”.
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.
· Kurikulum 1994
Latar Belakang Diberlakukanya Kurikulum 1994
Adapun yang menjadi latar belakang diberlakukanya kurikulum 1994 adalah sebagai berikut: (1) Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-Undang.
(2) Bahwa untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pentelenggaraan pendidikan nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat, serta kebutuhan pembangunan.(3) Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut. Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Adapun yang menjadi latar belakang diberlakukanya kurikulum 1994 adalah sebagai berikut: (1) Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-Undang.
(2) Bahwa untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pentelenggaraan pendidikan nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat, serta kebutuhan pembangunan.(3) Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut. Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
· Tahun 2004 dikenal “ Kurikulum Berbasis Kompetensi ” (KBK).
Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk inovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Sehingga dikembangkan kurikulum baru yang diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
· Tahun 2006 muncul “ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ” (KTSP).
Kurikulum terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006.
Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 15, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Jadi, penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Disamping itu, pengembangan KTSP harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta peserta didik.
Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 15, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Jadi, penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Disamping itu, pengembangan KTSP harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta peserta didik.
3. Perbedaan antara KBK dan KTSP
| Perbedaan | |
| Kurikulum 2004 (KBK) | Kurikulum 2006 (KTSP) |
| · Sangat menitikberatkan pada aspek kemampuan kognisi · Dipaparkan kompetensi dasar, dijabarkan indikator penilaian dan dipetakan pula materi pokok pelajaran yang mesti diajarkan guru kepada peserta didik. · Beban pelajaran di Indonesia antara 1. 100-1.200 jam satu tahun harus ditanggung siswa semua jenjang pendidikan. · Satu jam pelajaran untuk siswa di seluruh tingkat pendidikan (SD-SMU) rata-rata 45 menit dinilai jam pelajaran selama ini menyita waktu siswa untuk beristirahat | · Lebih menitikberatkan pada standar kompetensi dan standar isi. · Menuntut kelulusan pada 1 kompetensi tertentu sesuai dengan standar kompetensi yang disusun BSNP. · Tidak dipaparkan materi pokok pelajaran untuk siswa. Sekolah dan guru diberi wewenang untuk berkreasi dan menyusun sendiri sesuai kondisi sekolah dan kompetensi siswa. · Beban jam pelajaran siswa dikurangi menjadi 1000 jam satu tahun. Asumsinya, dalam 1 tahun terdapat 36-40 minggu efektif kegiatan belajar mengajar, dan dalam 1 minggu meliputi 36-38 jam pelajaran. · Jam pelajaran untuk siswa SD dan SMP dikurangi. SMU tetap. Satu jam pelajaran untuk SD sama dengan 35 menit, SMP 40 menit, & SMU tetap 45 menit. · Menuntut kreativitas Guru mengembangkan sistem pengajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah dan kompetensi siswa. |
4. Di SMA saya dulu Menggunakan KBK, tetapi pada saat ini sekolah-sekolah menerapkan KTSP untuk menyamakan dengan kurikulum yang dipakai di sekolah lain yang sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
5. KBK mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan model-model kurikulum sebelumnya,antaralain:
a. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge).
b. KBK boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
c. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan ketrampilan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar